Milenial Itu Mampunya Beli Rumah di Bawah Rp500 Juta

Milenial Itu Mampunya Beli Rumah di Bawah Rp500 Juta

Ilustrasi rumah menengah (foto dok. housingestate)


Umumnya kaum milenial yang menjadi pasar rumah terbesar saat ini, hanya mampu membeli rumah menengah seharga Rp200-an sampai Rp400-an juta. Dengan KPR 15 tahun, uang muka 15-20%, dan bunga sekitar 12%, cicilan rumah seharga itu masih mampu dibayar milenial berpenghasilan UMR secara joint income (bersama pasangan). Joint income perlu disebutkan, karena kebanyakan milenial membeli rumah setelah menikah.

Masalahnya, pasok rumah seharga Rp200 jutaan smpai Rp400 jutaan pasca pandemi Covid-19 sangat kurang. Kalaupun ada, lokasi dan surrounding-nya tidak diminati milenial karena misalnya, jauh dari akses transportasi umum dan fasilitas di sekitarnya masih minim. "Milenial itu fokusnya kan mobilitas dan gaya hidup. Kalau lokasi rumahnya sulit dicapai dari tempat mereka berkegiatan, mereka tidak berminat," kata Ali Tranghanda, Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) kepada AyoProperti pekan lalu.

Jangan heran selama tiga triwulan berturut-turut (triwulan 4-2022 sampai triwulan 2-2023) penjualan rumah menengah paling jeblok (minus) menurut Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang dilakukan Bank Indonesia (BI), diikuti rumah kecil dengan kontraksi yang lebih kecil. Sementara penjualan rumah besar justru positif.

"Pasar rumah di Indonesia itu lebih ditentukan oleh supply side. Kalau suplainya memadai, penjualan rumah menengah tidak akan terkontraksi karena pasarnya besar. Masalahnya sangat sedikit developer yang mensuplai rumah di rentang harga itu. Kebanyakan pasca pandemi main di rumah Rp1 miliar ke atas," kata Ali.

Ia mengaku sulit menjelaskan kenapa developer enggan mensuplai rumah menengah di rentang harga itu kendati tahu pasarnya besar. Alasannya kondisi pasar saat ini lebih kompleks untuk dianalisis. Yang terang, kata Ali, semua developer selalu menginginkan keuntungan yang besar. Karena itu dalam situasi apapun mereka selalu menaikkan harga tanahnya.

Mungkin para developer berpikir sekaranglah saatnya mendapatkan cuan setelah "puasa" selama pandemi, dengan melansir rumah miliaran yang keuntungannya besar. Mereka tahu, setelah selama pandemi hanya memarkir uangnya di bank dan surat utang, para investor akan kembali berbelanja real asset yang dinilai memberikan return lebih besar. Ternyata benar, rumah miliaran sampai rumah super premium atau "rumah sultan" itu laku. "Jadi, kenapa juga developer harus menawarkan rumah Rp300-400 jutaan," ujar Ali.


Dapatkan berita update AyoProperti.com di Google News


Read more stories:

Kota Podomoro Tenjo Tawarkan Rumah Milenial Rp200 Jutaan

Milenial Akan Jadi Penggerak Pasar Properti 2024

Ini Alasannya Kenapa Kamu Harus Beli Rumah Sejak Dini

Kaum Milenial Tergolong MBR, Cocoknya Beli Rumah Subsidi

Penjualan Rumah Sultan Meriah, Kenapa Rumah Kecil Menengah Malah Payah?