42.000 Unit Kondominium di Jabodetabek Belum Laku

42.000 Unit Kondominium di Jabodetabek Belum Laku

Proyek apartemen LRT City di kawasan TOD di jalur LRT di Bekasi


Sampai akhir September, total pasokan kumulatif apartemen strata (hak milik) atau kondominium di greater Jakarta (Jabodetabek) mencapai 380.497 unit. Meningkat 7,7% secara tahunan (yoy) dan 1,35% secara kuartalan (qoq). Sekitar 4.900 unit kondominium dari empat proyek di Tangerang selesai dibangun selama kuartal tiga tahun ini. Sementara proyek kondominium baru tercatat hanya dua: Urbn-x Lippo Village (Karawaci, Tangerang) dan Two Senopati di kawasan SCBD, Jakarta Selatan. Dengan kedatangan dua proyek baru itu, total pasok kondominium yang direncanakan di Jabodetabek bertambah menjadi sekitar 103.442 unit.

Demikian property marketbeat kuartal 3-2023 versi Cushman & Wakefield, sebuah perusahaan konsultan properti asing di Jakarta, yang dipublikasikan pekan lalu, melalui contact person Lini Djafar (Managing Director Indonesia), Arief Rahardjo (Director Strategic Consulting Indonesia), dan Helsa Anabel (Senior Executive Marketing & Communications Indonesia).

Menurut Cushman, pasar kondominium di Jabodetabek masih lemah. Para pengembang masih memprioritaskan pemasaran stok siap huni, dan menyelesaikan konstruksi proyek berjalan. "Pasokan kondomimium baru masih terbatas hingga akhir 2023. Beberapa proyek kondominium yang direncanakan bahkan ditunda, beberapa di antaranya dirancang ulang dan diubah menjadi proyek lain seperti perumahan tapak, sebagai respon terhadap permintaan kondominium yang masih lambat," tulis marketbeat tersebut.

Tingkat penjualan kondominium eksisting mencapai 93,8%, hanya naik 0,2% dibanding kuartal sebelumnya dan 0,3% secara tahunan (yoy), kendati pasok baru hanya sedikit. Tingkat pra-penjualan proyek kondominium yang direncanakan bahkan hanya 59,4%, turun 2,0% dibanding kuartal dua, sehingga menyisakan 42.032 unit stok yang masih harus dipasarkan di masa mendatang.

Baca Juga: 2024 Pasar Apartemen Masih Didominasi Segmen Menengah Bawah dan Menengah

"Tingkat penyerapan bersih secara keseluruhan, baik dari proyek kondominium berjalan maupun yang direncanakan, tetap lemah, turun separuh dibanding kuartal sebelumnya. Namun, tingkat hunian meningkat dua persen secara kuartalan menjadi 59 persen," tulis Cushman.

Proyek apartemen strata di area Transit Oriented Development (TOD), terutama yang berdekatan dengan stasiun LRT Jabodetabek, mengalami peningkatan penjualan yang signifikan. Sebagian besar transaksi terjadi pada proyek untuk segmen menengah bawah dengan ukuran unit yang lebih kecil dan harga yang terjangkau.

Secara umum harga jual kondominium di Jabodetabek tercatat Rp48 jutaan/m2, naik 0,8% secara kuartalan dan 5,7% secara tahunan. Kondominium di kawasan sekunder mengalami peningkatan harga tertinggi hingga 2,7% dibandingkan

kuartal sebelumnya. Sementara harga kondominium di kawasan lain bertahan di level saat ini. Sebagian besar proyek kondominium yang baru selesai, tidak menaikkan harga sebagai respon terhadap persaingan dari unit kondominium di pasar sekunder.


Dapatkan berita update AyoProperti.com di Google News


Read more stories:

Rumah Rp200-600 Juta Paling Banyak Dicari

Milenial Akan Jadi Penggerak Pasar Properti 2024

2024 Pasar Apartemen Masih Didominasi Segmen Menengah Bawah dan Menengah

7 Properti Komersial Baru Tahun 2023

8 Klaster Baru Tahun 2023