Yang Nyalurin Banyak, Tapi Bunga KPR Tetap Tinggi

Yang Nyalurin Banyak, Tapi Bunga KPR Tetap Tinggi


Dalam teori ekonomi bila penawaran lebih banyak dibanding permintaan, maka harga sebuah barang akan turun. Tapi, di bisnis penyaluran kredit pemilikan rumah/apartemen (KPR), prinsip ekonomi itu tidak berlaku. Dulu penyaluran KPR praktis didominasi Bank BTN dan Bank Papan Sejahtera diikuti sedikit bank swasta. Jadi, bisa dimaklumi kalau saat itu bunga KPR terbilang tinggi, di atas 17%. Kini hampir semua bank menyalurkan KPR dan berlomba menawarkan aneka promo untuk memikat konsumen. Tapi, bunga KPR tetap saja tinggi, bahkan saat bunga acuan BI mencapai 3,75% tahun lalu, bunga KPR tetap anteng di angka 11 persenan. Kenapa tidak terjadi persaingan antar bank yang membuat bunga KPR menjadi lebih efisien?

Menurut Erica Soeroto, mantan Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) yang sekarang menjadi konsultan independen pembiayaan perumahan, bagi semua bank (kecuali Bank BTN), KPR bukan core business. Bisnis utama bank-bank itu financial service. Bank-bank itu ikut menggarap KPR lebih untuk mencari bisnis lain yang dinilai aman dan menguntungkan. Jadi, tidak ada dorongan pada bank-bank itu bersaing melalui penurunan bunga demi meraih pangsa pasar KPR yang lebih besar. Itulah kenapa di Indonesia rasio penyaluran KPR terhadap total kredit perbankan tidak beranjak dari 9-10 persenan.

"Kita perlu lebih banyak lembaga yang fokus (menggarap KPR) seperti (Lembaga Keuangan Bukan Bank/LKBB) Bank Papan dulu. Sulit mendorong persaingan kalau penyaluran KPR masih sangat didominasi bank. Perbankan itu bisnis yang heavy regulated karena memiliki banyak risiko. Tidak selincah LKBB yang tidak menerima deposito. Padahal, persaingan penting untuk mendorong efisiensi (yang berujung pada penurunan bunga kredit). Kita sudah punya SMF. Kalau ada LKBB yang fokus menggarap KPR, itu pasangan yang luar biasa. Lari kita (dalam penyaluran KPR) akan lebih cepat," kata mantan Direktur Bank Papan itu.

Karena itu ia menyarankan pemerintah memikirkan kemungkinan didirikannya LKBB yang khusus menggarap KPR. Tidak harus dengan mengubah Undang-Undang, perusahaan multifinance pun bisa menjadi LKBB. Yang penting fokus membiayai perumahan. Jadi, makin banyak pemain di pasar KPR, tidak hanya bank. "Saat ini sudah ada beberapa multifinance yang menyalurkan KPR, tapi volume transaksinya masih sangat kecil karena mereka tidak fokus dan sebab lain," jelas Erica. 


Dapatkan berita update AyoProperti.com di Google News


Read more stories:

Banyak Keuntungan Memiliki Properti, Program Seal The Deal Damai Putra Group Banjir Apresiasi.

Di Pameran Ini Kamu Bisa Dapat Bunga KPR 2,67

BCA Tawarkan Bunga KPR Floating Paling Rendah

Suka-Suka Bank Menentukan Bunga KPR

Bank BJB Akad Massal 1200 KPR Subsidi dan Nonsubsidi