Tobias Kea Juara 1 Onduline Green Roof Awards 2023 Asia

Tobias Kea Juara 1 Onduline Green Roof Awards 2023 Asia

Tobias Kea (tengah), juara 1 OGRA 2023 Asia, berfoto bersama para juri dan direksi Onduline


Arsitek Tobias Kea Suksmalana dari Yogyakarta melalui karyanya "The Green Passage" ditetapkan sebagai juara pertama kompetisi desain Onduline Green Roof Awards (OGRA) 2023 Asia. Hal itu disampaikan manajemen Onduline dalam acara puncak OGRA 2023 Asia di Serpong, Tangerang Selatan (Banten), Rabu (29/11/2023). Hadir dalam acara bertajuk "Winner Announcement AGRA 2023 Asia" itu tim juri OGRA 2023 Asia selain Country Director Onduline Indonesia Esther Pane dan para pemenang.

Para juri OGRA 2023 Asia itu adalah Direktur Onduline Asia Pasiifik Olivier Guilluy, Chairperson Green Building Council Indonesia (GBCI) yang juga arsitek Iwan Prijanto, Principal Architect Archimetric Ivan Priatman, dan President & Founder Palafox Architecture yang juga arsitek senior ternama Filipina Felino 'Jun' Palafox Jr.

Onduline adalah produsen atap dari bitumen dan serat selulosa yang disebut tidak mengandung asbes dan logam, sehingga ringan dan mudah dipasang, tidak merambatkan panas, dan ramah lingkungan. Sekitar 55% bahan baku atap Onduline diklaim dari bahan daur ulang. Kompetisi dua tahunan OGRA dihelat sejak 10 tahun lalu. Pada OGRA 2023 kompetisi diperluas cakupannya untuk pertama kali ke tingkat Asia, tidak hanya Indonesia tapi juga India, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam, melibatkan antara lain Philippines Green Building Council, Malaysia Green Building Council, dan Indian Green Building Council.

OGRA 2023 Asia menambil tema "Tropical Passive Roof Design for Low Energy House" untuk mereduksi penggunaan energi (energy efficiency). Rancangan atap merupakan bagian terpenting dari passive design itu, selain desain dinding berupa lubang-lubang angin untuk sirkulasi udara. Karena itu rancangan dan pilihan penutup atap menjadi bagian terpenting penilaian para juri terhadap karya yang masuk. "Intinya bagaimana desain bangunan terutama atapnya cocok diaplikasikan (untuk mereduksi penggunaan energi) di daerah tropis (seperti Idnonesia)," jelas Esther.

Kompetisi terbuka untuk semua arsitek, dengan penerimaan karya ditutup akhir Agustus 2023. Onduline yang merupakan perusahaan asal Perancis itu, menyediakan total hadiah USD9.900 bagi para pemenang OGRA 2023. Karena baru untuk pertama kali cakupan kompetisi diperluas ke tingkat Asia, peserta dari Indonesia masih mendominasi karya yang masuk, diikuti Filipina dan Vietnam.

Supaya penilaian juri berlangsung fair, nama peserta dan asal negaranya tidak disebutkan, hanya nomor peserta dan nomor karya desainnya. Dari seluruh karya yang masuk, 15 karya lolos ke babak berikutnya sebelum dikurasi para juri menjadi Top 6 OGRA 2023 Asia. Semuanya diborong peserta dari Indonesia. Yaitu:

Juara 1 "The Green Passage" karya arsitek Tobias Kea Suskmalana

Juara 2 "Jaro Ngaso" karya arsitek Prayoga Arya dan "The Breathing House" karya arsirtek Sahlan

Juara 4 "Tropical Roof" karya arsitek Dwi Nurul Ilmih

Juara 5 "Padi Dhara" karya arsitek Partogi

Special prize untuk "Monolith Waterfall House" karya arsitek Evan.


Dapatkan berita update AyoProperti.com di Google News